By : Hendro Cahyono
Krisis pangan saat ini mengancam seluruh negara di dunia ini, negara yang dulunya sebagai negara pengekspor bahan makanan, seperti India, Banglades, Pakistan dan Kamboja kini mereka mulai menghentikan ekspornya dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakatnya sendiri. Akibatnya Kongo, Afganistan, Srilanka dan Yaman mulai merasakan kelaparan dahsyat. Selain itu dengan El Nino melanda dunia berkontribusi meningkatkan suhu 1,5 0 C ini berkontribusi meningkatkan kekeringan yang cukup signifikan di berbagai negara. Oleh karena itu Indonesia melalui Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong peningkatan produksi pangan nasional melalui program Perluasan Areal Tanam (PAT) Padi melalui berbagai kegiatan seperti optimasi lahan rawa, pompanisasi dan penanaman padi gogo. Banyak cara yang bisa ditempuh dalam mendukung hal tersebut, salah satu yang menjadi tugas pokok dan fungsi Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) adalah peningkatan kapasitas SDM Pertanian. Oleh karena itu BPPSDMP menyelenggarakan Training of Trainers (TOT) bertajuk 'Peningkatan Produksi Padi di Musim Kemarau', yang diselenggarakan selama 3 (tiga) hari, mulai tanggal 30 Juli – 01 Agustus 2024.
Pelatihan digelar secara offline di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang dan secara online serentak di UPT Pelatihan, Salah satunya siaran relay yang dilakukan oleh Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang, untuk memudahkan dan menambah quota bagi insan pertanian dan stakeholder untuk mengikuti kegiatan yang sanagt penting ini. Mengingat quota zoom utama dari BBPP lembang mempunyai Batasan. Dalam acara tersebut Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, yang diwakili oleh PLT Kepala BPPSDMP menyatakan bahwa sumber daya manusia (SDM) menjadi tulang punggung penggerak pembangunan pertanian. Karenanya, sudah seharusnya SDM pertanian memiliki kualitas yang mumpuni.
“Dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja, El Nino yang menyebabkan kekeringan, produktivitas pangan turun, penghentian ekspor oleh negara produsen, perang Ukraina dan Rusia, harga pangan melejit tinggi dalam 3 tahun terakhir. Hal ini cukup bagi Indonesia untuk segera bergerak demi memberikan keamanan pangan bagi warganya. Oleh karena itu empat kunci yang perlu dipegang teguh agar SDM kita menjadi mumpuni. Di antaranya ialah bekerja yang terbaik, fokus, cepat dan berorientasi hasil,” sambung plt. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementan.
Dedi Nursyamsi menambahkan "Peran pertanian sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional, terutama mewujudkan ketahanan pangan, peningkatan daya saing, penyerapan tenaga kerja dan penanggulangan kemiskinan,". Selain itu, pertanian juga mendorong pertumbuhan agroindusti di hilir dan memacu ekspor komoditas pertanian untuk meningkatkan devisa negara. "Dalam rangka menyediakan pangan masyarakat sebagai wujud ketahanan pangan dalam negeri, maka sektor pertanian diharapkan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkualitas di Indonesia," ujar Dedi.
Lebih lanjut, Dedi mengatakan, secara nasional, pertumbuhan ekonomi lima tahun ke depan diharapkan meningkat hingga 5,7-6,0% per tahun, yang didorong oleh peningkatan produktivitas, investasi berkelanjutan, perbaikan pasar tenaga kerja dan peningkatan kualitas SDM. Oleh karena itu, kata Dedi, Kementan mendorong peningkatan kompetensi SDM pertanian untuk meningkatkan produktivitas padi musim kemarau melalui TOT dengan tema 'Peningkatan Produksi Padi di Musim Kemarau'.
"ToT ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta terkait peningkatan produksi padi di musim kemarau dalam rangka mendukung peningkatan areal tanam sebagai upaya peningkatan produksi padi nasional," kata Dedi.
Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Percepatan Peningkatan Produksi Pertanian, Prof. Muhammad Arsyad saat hadir memberikan materi tentang Strategi Percepatan Peningkatan Produksi Pertanian, menyampaikan, program strategis Kementerian Pertanian saat ini adalah optimasi lahan rawa, optimalisasi sawah tadah hujan dengan pompanisasi, transformasi pertanian tradisional menuju modern. Kementerian Pertanian bersinergi dengan berbagai pihak, sebagai upaya percepatan perluasan area tanam. “Mari kita berkolaborasi untuk peningkatan produksi dan saya mengajak seluruh penanggung jawab Program PAT agar tetap semangat bekerja bersama petani kita.” kata Arsyad.
Lebih lanjut Arsyad mengungkapkan upaya lain dari sisi konsumsi beras. Konsumsi beras Indonesia 110kg/orang/tahun, 2 kali lipat dari negara-negara maju seperti Jepang dan Korea hanya 60kg/orang/tahun. “Maka upaya yang dilakukan untuk membantu cadangan beras pemerintah melalui perubahan pola konsumsi dan diversifikasi pangan lokasl,” jelasnya.
Peserta pelatihan Training of Trainers (TOT) bertajuk 'Peningkatan Produksi Padi di Musim Kemarau' yang mengikuti sebanyak 49.418 (103% dari taget 47.764 orang) yang terdiri dari 193 Widyaiswara, 247 Dosen, 134 Guru, 22.433 orang Penyuluh Pertanian PNS, 6.480 orang Penyuluh Pertanian PPPK, 1.003 orang Penyuluh Pertanian THL Pusat 3.156 orang penyuluh pertanian THL Daerah, serta 15.772 orang insan pertanian lainnya. Dari jumlah tersebut, peserta mengikuti pelatihan secara tatap muka di BBPP Lembang sebanyak 60 orang peserta yang terdiri atas 10 orang widyaiswara, 2 orang dosen, 10 orang guru, dan 38 orang penyuluh pertanian.
Para peserta diberikan pelatihan bagaimana meningkatkan produksi padi di musim kemarau, memilih benih padi unggul, mengelola lahan sawah, Gerakan Tani Pro Organik (GENTA ORGANIK), pengelolaan OPT padi, pompanisasi dan pengelolaan air di lahan sawah, dan tumpang sisip padi gogo di lahan perkebunan. Serta pesan dari Direktur Bibit Gunawan mengatakan “Jangan lupa mencantumkan kebutuhan bibit dan asal bibit dalam penyusunan RDKK, karena hal ini juga sangat penting dan krusial”.