By : Rudiansyah
Mengantisipasi ancaman krisis pangan Kementerian Pertanian terus berupaya melalui berbagai program, salah satunya pompanisasi guna memitigasi kekeringan dan mengenjot produksi pertanian.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman selalu menekankan bahwa solusi cepat peningkatan produksi petanian yang ditawarkan saat ini adalah program PAT.
Selain itu Mentan juga menegaskan perlunya pemaksimalan penggunaan pompa dan optimalisasi lahan (oplah) untuk meningkatkan luas tambah tanam (LTT). Ia mengingatkan bahwa capaian LTT harus diperkuat agar tujuan swasembada pangan dapat tercapai.
Hal serupa disampaikan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti. Ia mengatakan PAT dilakukan sebagai langkah untuk menjaga ketahanan pangan. Idha menambahkan, dalam kondisi apa pun pangan tidak boleh bermasalah.
Untuk memastikan program PAT berjalan dengan baik di NTT, Kementan melalui Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang bersama Tenaga Ahli Menteri Pertanian bersama berkoordinasi bersama pemerintah kabupaten Ende bersama dengan TNI dan Stakeholder terkait, Selasa (24/9/2024).
Pada rapat koordinasi yang berlangsung di ruang rapat Bupati Ende, Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Tata Kelola dan pengembangan lahan pertanian Surkiansyah Latief berharap dalam 2 atau 3 tahun ke depan kita (Indonesia) sudah bisa swasembada pangan.
“Kita berharap 2 atau 3 tahun ke depan, kita bisa swasembada pangan, apalagi kita sudah melakukan apa yang disebut sebagai cetak sawah, seperti di Merauke, Kalimantan Tengah (Kalteng), Kalimantan Selatan (Kalsel) dan Sumatra Selatana (Sumsel).” Kata Latief.
“Dan kita harapkan di NTT ini, jika ada lahan yang bisa dijadikan sawah, tolong disampaikan atau dilaporkan ke kita melalui Dinas. Tanah ini tidak harus luas, mungkin hanya 5 atau 3 ha saja sudah bisa diajukan apalagi kalau ada yg sampai 100, 200 bahkan 1.000 Hektare. Kita berharap nanti nya diseluruh indonesia akan ada 5 Juta Hektare cetak sawah baru.” Lanjutnya.
Tidak lupa Latief juga mengapresiasi kinerja dan dukungan pemerintah Kabupaten Ende, karena pemanfaatan pompanisasi sudah mencapai hampir 99 persen, dan ini merupakan prestasi yang baik menurutnya.
Kepala BBPP Kupang, Indra Zakaria Rayusman menambahkan, pengawalan program PAT ini akan terus dilakukan secara instensif dan berkelanjutan, baik pada daerah yang capaian PAT dan Pompanisasinya sdh memenuhi target maupun yang belum memenuhi target.
Tampak hadir dalam rakor ini PJ. Bupati Asisten II, PJ. Kepala Dinas Pertanian Sekretaris Dinas, Dandim 1602/Ende, PJs Kasdim Danramil 1602-03/Detusoko, para Kepala Bidang Dinas Pertanian, para Koordinator BPP Kecamatan Kab. Ende beserta PPL serta Danramil dan Babinsa