POTENSI PEMASARAN TERNAK BABI DI NUSA TENGGARA TIMUR

By: Sophia Pakpahan

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran produk, jasa, dan nilai dengan pihak lain.

Lebih jelasnya, pemasaran meliputi:

  • Menciptakan nilai: Membuat produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan.
  • Mengkomunikasikan nilai: Memberitahukan kepada pelanggan tentang produk atau jasa yang ditawarkan dan bagaimana produk tersebut dapat bermanfaat bagi mereka.
  • Menyampaikan nilai: Memastikan produk atau jasa tersedia bagi pelanggan pada waktu dan tempat yang mereka inginkan.
  • Membangun hubungan: Membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan yang saling menguntungkan.

 Peternakan babi adalah usaha membudidayakan babi untuk mendapatkan berbagai manfaat, terutama dagingnya. Babi bisa diternakkan dengan berbagai cara, mulai dari sistem jelajah bebas, dipelihara di sekitar ladang, di dalam kandang tradisional, hingga di dalam peternakan pabrik modern.

Pemasaran ternak babi di NTT memiliki potensi yang besar, namun juga menghadapi beberapa tantangan. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:

Peluang:

  • Tren peningkatan konsumsi: Populasi penduduk NTT yang mayoritas beragama Kristen (Kemenag) tidak menjadi penghalang konsumsi daging babi. Justru tren peningkatan konsumsi daging secara umum membuka peluang pasarnya.
  • Pengembangan agribisnis: Dengan pengelolaan yang baik, bisnis ternak babi dapat terintegrasi dengan sektor pertanian lain, meningkatkan pendapatan peternak.

Tantangan:

  • Regulasi penjualan: Adanya peraturan yang mengharuskan penjualan daging babi melalui Rumah Pemotongan Hewan (RPH) dapat menjadi hambatan bagi peternak kecil.
  • Produktivitas: Peningkatan produktivitas ternak dan kualitas daging perlu menjadi fokus agar bisa bersaing di pasar.

Strategi Pemasaran Ternak Babi Di NTT:

  • Membangun jejaring: Jalin komunikasi dengan sesama peternak, bentuk kelompok usaha untuk memperkuat daya tawar dan mencari peluang pasar yang lebih baik.
  • Menjaga kualitas: Terapkan manajemen pemeliharaan yang baik untuk menghasilkan babi yang sehat dan daging berkualitas.
  • Menjajaki kemitraan: Jalin kerja sama dengan pihak lain seperti perusahaan pengolahan daging atau restoran yang membutuhkan pasokan daging babi.
  • Memanfaatkan teknologi: Pelajari dan terapkan teknologi peternakan modern untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

Sumber Informasi Tambahan:

  • Laporan dari ACIAR [Australian Centre for International Agricultural Research] tentang pengembangan budidaya ternak babi komersial di NTT.
  • Jurnal penelitian tentang pemasaran ternak babi hidup penggemukan di Kabupaten Kupang.
  • Satu Data - Kementerian Agama RI (kemenag.go.id)

 

Dipublikasi Pada : 23-04-2024