POTENSI TANAMAN INDIGOFERA (Indigofera zollingeriana) SEBAGAI PAKAN TERNAK DI Indonesia

Oleh :Eni Mulyanti

Indigofera zollingeriana  yang lebih dikenal dengan Indigofera telah lama dikenal sebagai salah satu pilihan terbaik untuk pakan ternak, terutama karena kandungan proteinnya yang tinggi. Tanaman legum ini menawarkan sejumlah manfaat bagi peternak. Indigofera relatif mudah tumbuh dan tidak memerlukan perawatan yang intensif. Ini berarti biaya produksi pakan ternak dapat ditekan secara signifikan. Indigofera telah beradaptasi dengan baik di Indonesia dan telah berkembang sejak awal tahun 2000. Memiliki kandungan protein yang tinggi (28-34%), serat kasar yang rendah (12-16%), dan total nutrisi yang dapat dicerna (69-72%). Selain protein, Indigofera juga kaya akan mineral seperti fosfor dan kalsium, yang keduanya sangat penting untuk ternak.  Hasil analisis proksimat tanaman Indigofera bervariasi menurut bagian tanaman maupun kondisi geografis daerah tumbuhnya, seperti tersaji pada Tabel berikut :

 

Tabel 1.  Kandungan Nutrisi Indigofera zollingeriana menurut bagian tanaman dan tempat tumbuh

 

Sampel

Topografi/tipe lahan

Provinsi

DM

Abu

CP

EE

CF

TDN

NDF

ADF

 

 

Daun-daun

Basah

Kalimantan Selatan*

89

10

29

3

15

70

38

29

 

Daun-daun

Kering

Kalimantan Selatan*

90

9

30

3

12

69

36

25

 

Batang

Dataran Tinggi

Jawa Timur**

92

10

31

3

14

72

31

27

 

Daun-daun

Dataran Tinggi

Jawa Timur**

91

9

29

3

13

71

36

25

 

Seluruh tanaman

Dataran rendah

Sumatera Utara*

92

9

30

4

13

72

31

39

 

Seluruh tanaman

Tanah tengah

Sumatera Utara*

94

11

33

2

15

69

33

30

 

Seluruh tanaman

Dataran Tinggi

Sumatera Utara*

93

11

34

3

13

70

33

29

 

Daun-daun

Dataran rendah

Jawa Timur**

88

3

30

0,6

14

72

34

30

 

Batang

Dataran rendah

Jawa Timur**

88

3

28

1

16

69

32

27

 

Sumber : Antari et al. (2022)

DM= bahan kering; CP = protein kasar; EE= ekstrak eter; CF = serat kasar; TDN = total nutrisi yang dapat dicerna; NDF = serat deterjen netral; ADF = serat deterjen asam; *lahan gambut; ** lahan kering

 

 

Indigofera mampu beradaptasi dengan baik pada berbagai jenis lahan, misalnya tanah kering, berlumpur, salinitas tinggi, dan asam. Wilayah Indonesia memiliki berbagai ragam tipe lahan, misalnya wilayah Indonesia bagian timur sebagian besar wilayahnya kering dengan curah hujan yang sangat rendah; sedangkan di wilayah Indonesia bagian utara didominasi oleh tanah masam. Pada musim kemarau Indigofera tetap dapat menghasilkan daun. Oleh karena itu, Indigofera mempunyai potensi untuk dimanfaatkan sebagai pakan suplemen pada lahan kering dan musim kemarau. Indigofera juga mampu hidup di tanah masam.  Manfaat lain dari legum indigofera adalah meningkatkan kualitas tanah.  Sebagai tanaman legum, Indigofera memiliki kemampuan untuk memfiksasi nitrogen dari udara. Ini berarti tanaman ini secara alami menyuburkan tanah, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dan membuat tanah lebih subur untuk tanaman berikutnya.

Disamping kandungan nutrisinya yang tinggi, pemanfaatan indigofera sebagai pakan ternak juga terdapat keterbatasan dengan adanya antinutrisi. Antinutrisi adalah senyawa kimia yang terdapat dalam beberapa tanaman yang dapat mengganggu penyerapan nutrisi oleh tubuh hewan.  Jenis-jenis Antinutrisi pada Indigofera antara lain tanin, saponin, dan alkaloid. Tanin adalah polifenol yang dapat mengikat protein dalam saluran pencernaan, mengurangi ketersediaan protein untuk diabsorpsi oleh tubuh. Saponin adalah senyawa steroid atau triterpenoid yang dapat mengganggu pencernaan dan penyerapan nutrisi. Alkaloid adalah senyawa nitrogen yang dapat bersifat toksik bagi hewan dalam jumlah tertentu. Namun demikian, zat antinutrisi pada tanaman tersebut dapat dilemahkan dengan cara pelayuan atau pengeringan sebelum diberikan pada ternak.

Dipublikasi Pada : 22-08-2024