Sumber : pertanianku.com
Limbah pertanian, seperti jerami, sekam padi, gulma, batang jagung, tongkol jagung, semua bagian vegetatif tanaman, batang pisang, sabut kelapa, dan lainnya masih bisa diolah menjadi pupuk kompos. Pupuk ini dapat dijual untuk mendatangkan keuntungan tambahan atau digunakan untuk memenuhi keperluan pribadi.
Biasanya, limbah pertanian memiliki C/N rasio yang relatif sama dengan C/N rasio tanah. Itu sebabnya proses pengomposan limbah pertanian bisa berjalan lebih mudah dan cepat bila dibandingkan dengan bahan pengomposan lainnya. Kondisi tersebut juga menyebabkan limbah pertanian bisa dicampurkan ke dalam bahan baku kompos dengan kandungan C/N berasio tinggi.
Beras telah menjadi makanan utama di beberapa wilayah di Indonesia. Itu sebabnya areal sawah padi di Indonesia cukup luas. Limbah pertanian dari sawah padi adalah jerami yang merupakan sumber bahan kompos. Untuk tiap luas lahan padi, diperkirakan bisa dipanen sekitar 5 ton/hektare.
Bila luas panen mencapai 10,4 juta ton per hektare, kemungkinan jerami segar yang dapat dipanen sebanyak 42,36 juta ton atau sekitar 26,18 ton jerami yang mengalami pengomposan. Berbagai penelitian pun telah memberikan informasi bahwa pemberian jerami segar 5 ton/hektare, atau jerami dikomposkan 2 ton/hektare dapat meningkatkan produksi padi dan dapat mensubstitusi pupuk KCl 50 kg/hektare.
Kandungan nutrien berbagai limbah pertanian berbeda-beda. Selain bergantung pada tempat tumbuh, kemampuan tiap jenis tanaman dalam menjerap unsur hara tanah juga memengaruhi kandungan nutriennya.
Gulma yang tumbuh di area pertanaman juga tidak semuanya merugikan. Ada beberapa jenis gulma yang bisa Anda olah menjadi pupuk kompos, seperti gulma Crotalaria mucronata, Crotalaria juncea (orok-orok), dan Tithonia diversifolia (pahitan). Biasanya, pahitan dijumpai di dataran tinggi.
Kandungan nitrogen yang paling tinggi terdapat di Crotalaria juncea, kandungan fosfor yang paling tinggi terdapat di Cormona odorata, dan kandungan kalium yang paling tinggi terdapat di Crotalaria juncea.
Masih ada dua jenis gulma lain yang sering dijumpai dan bisa dijadikan bahan kompos, yakni Calopogonium mucunoides atau legume yang sering dikenal oleh masyarakat Jawa dengan nama kacang asu dan Centrosema pubescens.