Sumber: Pertanianku.com
Hidroponik juga bisa dijalankan dengan sistem organik. yakni menggunakan pupuk dan pestisida alami untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Melansir dari?Majalah Trubus Edisi Agustus 2016. seorang petani?hidroponik organik?telah menggunakan sistem nutrient film technique?(NFT) dan?deep flow technique?(DFT) dengan talang bertingkat. Kebutuhan pupuk organiknya diracik sendiri dari tanaman kipahit (Tithonia diversifolia).
Tanaman kipahit diketahui mengandung nutrisi yang berguna untuk tanaman seperti nitrogen. fosfor. kalium. kalsium. dan magnesium. Selain kaya nutrisi. kipahit dipilih sebagai bahan baku utama karena mudah didapatkan.
Bahan-bahan yang dibutuhkan adalah 25 kg kipahit. 25 liter air kelapa. 1 kg gula. dan 3 botol dekomposer. Seluruh bahan tersebut dicampur. lalu difermentasikan selama 1?2 pekan di dalam wadah kedap udara.
Udara tidak boleh masuk ke wadah selama proses fermentasi agar aromanya tetap terjaga. Lokasi fermentasi harus bersih supaya hasilnya maksimal. Selanjutnya. hasil fermentasi tersebut disaring untuk memisahkan larutan pupuk organik cair dari endapan. bagian endapan ini dapat digunakan untuk pertanian konvensional.
Pupuk organik cair tadi tidak bisa langsung digunakan karena konsentrasinya masih tinggi. Pupuk perlu diencerkan terlebih dahulu dengan air sebanyak 5 kali jumlah pupuk organik cair. Misalnya. 1 liter pupuk organik cair perlu dilarutkan dengan 5 liter air.
Pupuk diberikan setiap pengisian air. Sementara itu. pengisian air dilakukan berdasarkan umur tanaman. Untuk tandon berkapasitas 60 liter dan tanaman berumur 0?5 hari setelah tanam. biasanya pengisian air setiap 5 hari sekali. Selanjutnya. saat tanaman berumur 5?15 hari pengisian dilakukan 3 hari sekali dan saat tanaman berumur 15?30 hari pengisian dilakukan sebanyak 2 hari sekali.
Pekebun harus rajin meracik pupuk karena pupuk wajib diberikan secara rutin. Agar kebutuhan pupuk tidak kurang. biasanya petani menyiapkan 100 liter pupuk cair setiap pekan.
Sayangnya. pupuk organik cair memiliki kekurangan karena menyisakan endapan di dasar pipa. Endapan tersebut dapat menyebabkan aliran nutrisi terhambat sehingga pertumbuhan tanaman terganggu seperti kerdil. Oleh karena itu. pipa instalasi harus rutin dibersihkan setelah panen agar pertumbuhan tanaman optimal.