Oleh : Ir. Fransiskus Mbapa, M.Si
Dunia terus bergulir dalam fenomena yang serba tidak pasti. Ketidakpastian dalam hal ini merupakan suatu kedaan yang tidak bisa dipredeiksi oleh siapapun dan dengan cara apapun untuk memastikan suatu hal yang bakal terjadi. Hal ini saya angkat dengan maksud untuk melihat dan memantau keberadaan siswa yang sedang melakukan kegiatan permagangan atau praktek kerja lapangan di Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang.
Keberadaan siswa tersebut bukan tanpa alasan, tetapi saya mau katakan bahwa keberadaan mereka selama di BBPP Kupang dalam kurun waktu tertentu memuat sebuah kepentingan dengan harapan dapat memenuhi ekspektasi instutusi atau lembaga pendidikan yang memagangkan mereka di BBPP Kupang. Sebagaimana diketahui bahwa lembaga pendidikan advokasi dilaksanakan dengan maksud dan tujuan untuk mendidik siswa yang setelah tamat pendidikan tersebut mereka diharapkan mampu melakoni kehidupan nyata sesuai dengan hasil pendidikan yang telah ditempu selama tiga tahun di sekolah.
Selama menjalankan masa pendidikan tiga tahun di sekolah, siswa diajarkan dan dilatih untuk bisa melakukan berbagai kegiatan di bidang pertanian sesuai dengan ketrampilan yang mereka miliki dan ditempa selama tiga tahun dalam bangku pendidikan. Tipe pendidikn seperti ini lebih menekankan pada kemampuan atau ketrampilan yang bisa diandalkan untuk melakukan berbagai kegiatan usaha di bidanga pertanian sehingga bisa menopang kehidupan mereka di kemudian hari. Di sekolah mereka diajarkan untuk bagaimana melakukan kegiatan usaha di bidang pertanian baik pertanian tanaman pangan, hortikultura, maupun peternakan.
Kegiatan usaha agar setelah ini yang diajarkan, perlu didalami secara serius oleh para siswa agar setelah tamat mereka dapat melaksanakan kegiatan wirausaha secara mandiri untuk meningkatkan kapasitasnya. Kapasitas dimaksud adalah berkaitan dengan kompetensi atau tingkat ketrampilan yang harus dikuasai oleh siswa agar setelah tamat mampu bersaing didunia nyata. Ketrampilan atau kompetensi yang dimaksud berkaitan dengan obyek usaha yang menjadi daya tarik bagi setiap siswa yang nanti akan membuat dia menjadi mandiri sebagai seorang pelaku usaha atau pebisnis di bidang pertanian sesuai spesifikasi yang dikuaasinya.
Baik pertanian tanaman pangan, hortikultura, maupun peternakan semuanya mampu membuat seseorang pelaku usaha yang menekuninya untuk bisa meraup keuntungan sebagai balas jasa atau hasil usaha yang diperoleh berupa penerimaan usaha dan berkontribusi pada pendapatan usaha. Keberadaan mereka dalam kurun waktu satu, dua, bahkan tiga bulan di BBPP Kupang seharusnya dapat membuat mereka terampil dalam menangani kegiatan usaha salah satunya adalah kegiatan usaha budidaya sayuran dan tanaman pangan berupa sayuran pitsai, brokoli, sawi, bayam kangkung, tomat, serta tanaman pangan berupa jagung yang secara periodik selalu diusahakan di lahan BBPP Kupang, serta para siswa adalah pelaku usaha yang dibimbing oleh para mentor atau tenaga teknis.
Sekilas mengenai keberadaan mereka memang melakukan kegiatan secara rutin setiap hari mulai dari pagi sekitar jam 07.00 sampai jam 10.00, selanjutnya pada soreh hari antara jam 16.00 sampai jam 17.00 dengan kegiatan yang dilakukan adalah penanaman tanaman sayur, penyiraman, pemupukan, penyiangan gulma, sampai pada pemanenan dilanjutkan dengan pemasaran.
Kegiatan mereka mengikuti siklus bisnis yang utuh, mulai dari kegiatan on farm sampai pada kegiatan off farm. Dengan menjalani kegiatan ini sesungguhnya dari aspek teknis mereka sudah seharusnya bagaimana mengetahui sistem budidaya tanaman sayuran maupun tanaman pangan agar bisa berproduksi dengan baik. Sebagaimana diketahui setiap hasil usaha atau produksi merupakan sebuah prestasi usaha yang bisa menunjukan seorang pelaku usaha berhasil atau tidak dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Hal ini menjadi pokok perhatian yang serius, oleh karena setiap jenis usaha yang dilakukan telah mengorbankan sejumlah modal usaha yang merupakn input produksi. Modal usaha tersebut harus dianalisis sebaik mungkin agar proyeksi keuntungan bisa dicapai dalam kegiatan usaha yang dmaksud. Entah dengan metode apapun sejauh semua kagiatan yang dilakukan dan melibatkan peserta magang atau siswa PKL harus memberikan efek ketrampilan dan kompetensi yang mereka miliki sebagai bekal bagi mereka selepas dari bangku pendidikan.