Sulap Bawang Merah Jadi Minyak Terbang yang Banyak Manfaat

Sumber : pertanianku.com

Bawang merah yang selama ini lebih sering digunakan sebagai bumbu masakan berpotensial untuk diolah menjadi minyak terbang. Pasalnya, umbi bawang ini mengandung minyak atsiri yang menyehatkan. Sudah sejak lama masyarakat Indonesia memanfaatkan minyak bawang merah untuk pengobatan tradisional, seperti menurunkan demam pada bayi atau balita.

Dari berbagai literatur diketahui bahwa umbi ini mengandung minyak atsiri, tetapi belum ada yang membahas secara rinci teknik penyulingannya. Salah satu bagian penting yang harus diketahui ketika Anda ingin mengolahnya menjadi minyak terbang adalah jenis pelarut yang digunakan.

Melansir dari Majalah Trubus Esisi Juni 2018, Kepala Program Studi Farmasi Politeknik Harapan Bersama, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Heru Nurcahyo, S.Farm., M.Sc., Apt., mencoba menyusun perangkat untuk menyuling bawang merah. Sebanyak 500 gram umbi dirajang, kemudian dimasukkan ke labu destilasi yang berisi air. Selanjutnya, labu tersebut dipanaskan menggunakan spiritus hingga air di dalamnya mendidih.

Setelah itu, akan muncul uap yang mengalir dan masuk ke kolom pendingin yang berujung di labu penampung. Pada percobaan pertama, minyak mulai menetes setelah 3 jam pemanasan dan selesai dalam 2 jam sehingga total waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan minyak terbang adalah 5 jam. Dari 0,5 kg bawang merah, Heru mendapatkan 1 gram minyak atau rendemen 0,2%.

Selanjutnya, Heru kembali mencoba dengan teknik penyulingan uap. Hasilnya, waktu pembuatan lebih singkat, yakni hanya 4 jam. Minyak yang berada di dalam labu penampung masih bercampur dengan air sehingga perlu dipisahkan dengan corong pemisah.

Minyak atsiri bawang merah murni berwarna cokelat gelap dengan aroma seperti lemak. Aroma khas bawang merah justru tidak tercium. Berdasarkan hasil penelitiannya, Heru menyimpulkan minyak justru lebih banyak berada di dalam umbi bawang yang kecil. Biasanya, umbi tersebut digunakan sebagai bibit. Sementara itu, umbi bawang berukuran besar cenderung lebih banyak mengandung air. Selain itu, bawang merah yang ditanam secara organik dapat menghasilkan rendemen minyak yang lebih tinggi.

Minyak atsiri yang sudah diperoleh dapat digunakan untuk membuat minyak oles yang beraroma menyegarkan. Minyak bawang merah dicampur dengan minyak kelapa yang memiliki sifat lengket. Minyak kelapa bisa diganti dengan minyak zaitun.

Dipublikasi Pada : 03-02-2024