Sumber : Pertanianku.com
Tepung gandum menjadi primadona produsen yang membuat mi karena mengandung gluten yang dapat membuat mi tidak mudah putus saat dicetak hingga dimasak. Namun, tahukah Anda, masih ada beberapa bahan pangan lainnya yang juga bisa diolah menjadi mi. Bahan pangan tersebut adalah singkong, ubi jalar, sagu, dan jagung. Simak ulasannya berikut ini.
Singkong
Singkong perlu diolah terlebih dahulu menjadi tepung. Mi basah dapat terbuat dari 100 persen tepung singkong. Akan tetapi, pembuatan mi kering memerlukan tambahan terigu sebanyak 70 persen untuk menjadi pengikat antarbutiran tepung saat dibuat menjadi kering. Satu kilogram singkong segar dapat menghasilkan 900 gram mi yang bisa bertahan selama 2 hari di suhu ruangan.
Sagu
Sagu termasuk bahan pangan yang cukup mudah didapatkan di Indonesia. Sagu juga cocok dijadikan sebagai bahan baku untuk membuat mi karena memiliki indeks glikemik kurang dari 55 sehingga produk mi yang dihasilkan cocok untuk penderita diabetes.
Cara membuat mi dari sagu tergolong mudah. Pertama, rebus 10 liter air bersama 0,25 kg tawas atau aluminium kalium sulfat selama 5 menit. Tawas berfungsi memperbaiki tekstur adonan mi. Selanjutnya, tambahkan 5 kg tepung sagu dan tambahkan 5 liter air, lalu aduk hingga adonan homogen.
Selanjutnya, tambahkan kembali 20 kg tepung sagu ke dalam adonan dan aduk selama 20 menit. Saat adonan sudah kenyal, adonan bisa dicetak menjadi mi dengan pencetak hidrolik. Berikutnya rebus mi selama 30 detik dan segera rendam di dalam air dingin. Berikan 1 kg minyak kacang atau minyak nabati untuk mencegah mi lengket. Sementara itu, untuk mi kering, adonan cukup dikukus selama 2 menit, lalu dioven selama 2 jam pada suhu 40–50°C.
Jagung
Bagian endosperm biji jagung perlu diolah terlebih dahulu menjadi tepung. Jagung yang cocok diolah menjadi tepung adalah jagung berwarna kuning karena mengandung amilosa sebanyak 25–27 persen. Tepung jagung dapat mensubtitusi tepung terigu hingga 35 persen. Anda juga bisa membuat mi dari 100 persen tepung jagung, tetapi proses pengukusan perlu dilakukan dengan benar sebelum proses pembentukan lembaran mi. Setelah menjadi mi, adonan perlu dikukus ulang agar proses gelatinisasi berlangsung sempurna.