TINGKATKAN KREATIFITAS, PESERTA DIKLAT LAKUKAN KUNJUNGAN LAPANGAN DI POKTAN NOETNANA

By : Fabianus Kowa Keraf

Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang terus berupaya meningkatkan kualitas pelatihannya untuk menghasilkan peternakan yang handal dan kreatif serta selalu berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM pertanian melalui pendayagunaan tenaga ahli serta pelatihan.

Penyuluh pertanian peternakan sebagai ujung tombak pembangunan pertanian yang mendampingi petani/peternak di lapangan harus memiliki analisa yang tepat di lapangan sebelum melakukan penyuluhan.

Seperti yang selalu dikatakan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, dalam berbagai kesempatan bahwa sektor yang paling siap membangun kehidupan Indonesia yang lebih baik besok maupun yang akan datang adalah pertanian, peternakan dan sumber daya manusia (SDM) menjadi tulang punggung penggerak pembangunannya.

“Sektor pertanian peternakan dan para penyuluh adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Penyuluh adalah pahlawan pangan. Penyuluh jangan pernah mengeluh dan harus merubah mindset serta keluar dari zona nyaman kalau ingin berhasil,” sebut Amran

Hal senda juga turut di sampaikan Plt. Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi menyampaikan pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan kapasitas dan kompetensi SDM pertanian.

“Pertanian adalah bisnis. Artinya, pertanian harus menghasilkan, harus menguntungkan, maka tugas widyaiswara dan pengelola pelatihan untuk mampu melatih para peserta pelatihan memahami proses bisnis,” ujar Dedi.

Dedi menambahkan jika ingin memajukan dunia pertanian peternakan maka poin utama adalah majukan dulu SDMnya.

“SDM adalah faktor pengungkit utama dalam pembangunan pertanian, termasuk juga dalam peningkatan produksi pertanian. Oleh karena itu, jika kita ingin memajukan pertanian, majukan dulu SDM-nya,” tutur Dedi.

Guna mendukung program pemerintah sebagai antisipasi harga pakan yang meningkat dan sebagai upaya pemerintah dalam memulihkan ekonomi nasional, BBPP Kupang melaksanakan pelatihan pengolahan dan pengawetan pakan ternak yang diikuti 30 penyuluh peternakan dari instansi pemerintah lingkup Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kegiatan di laksanakan selama 7 hari dengan 5 hari materi dan praktek yang langsung di pimpin oleh WI BBPP Kupang, dan padi hari keenam. Sabtu, (06/07/2024) peserta pelatihan melakukan kunjungan lapangan ke kelompok tani yang sukses. Pada kesempatan ini, peserta pelatihan pengolahan dan pengawetan pakan ternak mengunjungi Kelompok Tani Noetnana.

Kepala BBPP Kupang, Yulia Asni Kurniawati mengatakan dengan terjun langsung ke lapangan, penyuluh pertanian bisa melihat langsung kondisi dan belajar dengan kelompok tani yang sudah sukses.

“Harapan kami penyuluh sebagai garda terdepan dapat mendukung program pemerintah. Pakan merupakan komponen penting dalam usaha peternakan, namun harga pakan sangat mahal di pasaran. Setelah mengikuti pelatihan  dan turun langsung ke kelompok tani kami berharap penyuluh dapat memanfaatkan waktu dengan baik dan dapat memecah persoalan di lapangan tentang pakan,” harap Yulia.

Kelompok Tani Noetnana yang beralamatkan di Kelurahan Fatu Koa, Kecamatan Alak, Kota Kupang merupakan salah satu lokasi pengembangan ternak sapi timor. Kelompok tani yang diketuai oleh Daniel Aluman ini, memiliki berbagai unit usaha diantaranya adalah peternakan sapi, peternakan babi, peternakan ayam, tanaman hortikultura serta unit perkoperasian.

Dalam penjelasan kepada peserta, Daniel menyampaikan bahwa usaha bidang peternakan memiliki potensi yang sangat besar namun faktor penghambat terbesar yang menyebabkan kegagalan usaha bidang peternakan adalah masalah pakan ternak.

“pakan ternak merupakan faktor penghambat utama dalam bidang usaha peternakan, jika tidak dikembangkan dengan baik sudah pasti gagal dalam usaha.” Ujar Daniel.

Selanjutnya Daniel juga menitipkan pesan kepada petani melalui para penyuluh/petugas peternakan bahwa petani harus terus bangkit dan terus memperjuangkan nasibnya sendiri.

“Petani jangan terkesan menunggu bantuan tetapi lebih dahulu berbuat untuk menghadirkan kepercayaan para penentu kebijakan,” pesan Daniel

Dipublikasi Pada : 12-07-2024