By; Sukmawati
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), terus menggenjot kualitas SDM pertanian melalui berbagai program unggulannya. Hal ini di buktikan dengan dilaksanakannya monev oleh tim monitoring dan evaluasi (Monev) Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang terhadap pelatihan yang telah di selenggarakan.
Kegiatan Monev ini sebagai evaluasi terhadap Pelatihan Pengolahan Hasil Bagi Petani Program READSI di BBPP Kupang.
Kegiatan Monev ini bertujuan untuk mengukur efektivitas pelatihan dan mendapatkan masukan dari peserta agar program pelatihan kedepannya dapat lebih relevan dan bermanfaat bagi para petani. Dengan adanya Monev, BBPP Kupang dapat mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan program pelatihan sehingga dapat dilakukan perbaikan di masa mendatang.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam berbagai kesempatan menyampaikan bahwa sumber daya manusia (SDM) menjadi tulang punggung penggerak pembangunan pertanian. Karenanya Amran berkata bahwa sudah seharusnya SDM pertanian memiliki kualitas yang mumpuni.
“Empat kunci yang perlu dipegang teguh agar SDM kita menjadi mumpuni. Diantaranya ialah bekerja yang terbaik, fokus, cepat dan berorientasi hasil,” kata Amran.
Amran juga mengatakan SDM pertanian harus siap menghadapi potensi darurat pangan. Sebab, SDM pertanian dinilai sebagai tulang punggung penggerak pembangunannya.
“Krisis pangan sama dengan krisis keamanan dan politik. Pangan adalah senjata kita, dan kita harus menekan impor bahkan harus bisa menyetop impor dan harus melakukan ekspor,” kata Amran.
Sementara itu, Plt. Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa perubahan paling bermakna yang dialami oleh para penerima manfaat READSI yakni, perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dilanjutkan dengan perubahan praktik melalui penerapan atau adopsi teknologi.
“Hal ini sejalan dengan konsep perubahan yang ingin diwujudkan melalui READSI, sehingga tercipta perubahan dalam kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan yang antara kain dicirikan dengan peningkatan produktivitas dan pendapatan petani.
Disela-sela kegiatannya Kepala BBPP Kupang, Indra Zakariya Rayusman menyampaikan bahwa Monev merupakan langkah penting untuk memastikan efektivitas pelatihan.
“Dengan melakukan evaluasi berkala, kami dapat menyesuaikan program pelatihan agar lebih relevan dengan kebutuhan di lapangan,” ujar Indra