Sumber : sinauternak.com
Istilah urban farming kian menjadi populer dari tahun ke tahun. Semakin banyak orang yang berminat melakukan aktivitas ini.
Kegiatan pertanian ini awalnya dilakukan di Kuba, sebuah negara kepulauan yang terletak di Karibia. Urban farming ini muncul sebagai akibat dari embargo atau larangan distribusi barang yang menyebabkan masyarakat Kuba sulit untuk mendapatkan bahan pangan.
Oleh karena itulah, mereka mulai membuat lahan pertanian sendiri di rumah mereka.
Untuk memahami lebih urban farming dengan lebih jelas, simak penjelasan berikut ini.
Apa Itu Urban Farming?
Sebelum membahas lebih jauh, yuk ketahui pengertian urban farming terlebih dahulu. Urban farming disebut juga pertanian urban atau pertanian di perkotaan.
Jadi, apa itu urban farming? Urban farming adalah kegiatan untuk memanfaatkan ruang terbuka menjadi lahan hijau untuk menghasilkan produk tanaman pertanian.
Biasanya, urban farming ini banyak dilakukan oleh masyarakat perkotaan. Sempitnya lahan di perkotaan, membuat masyarakatnya harus bisa berfikir kreatif agar bisa memanfaatkan lahan itu sebaik-baiknya sebagai lahan hijau.
Beberapa lokasi yang biasanya digunakan sebagai area tanam dalam pertanian urban ini yaitu halaman, balkon, atau atap bangunan.
Selain bertujuan untuk membuat lahan hijau di lahan sempit, pertanian urban ini juga bisa menjadi langkah awal untuk memulai gaya hidup sehat. Mengapa demikian?
Sebab, konsep pertanian urban farming ini menerapkan sistem penanaman organik. Sehingga, hasil tanaman pertanian pun lebih sehat dan terhindar dari kandungan pupuk kimia dan pestisida sintesis.
Selain diterapkan pada pertanian dan perkebunan, pertanian urban juga bisa diterapkan dalam peternakan dan budidaya.
Contoh Metode Urban Farming
Untuk membuat lahan pertanian di lahan perkotaan yang sempit, ada beberapa cara yang bisa kamu gunakan. Berikut ini adalah beberapa metode yang bisa kamu gunakan dalam pertanian di perkotaan.
1. Aquaponik
Metode urban farming pertama yang bisa kamu lakukan yaitu aquaponik. Praktik perkebunan ini memadukan konsep budidaya tanaman sekaligus budidaya ikan.
Oleh karena itulah, biasanya metode aquaponik ini dilakukan karena tersedianya kolam ikan. Kolam ikan pun bisa menyesuaikan lahan yang kamu miliki.
Beberapa contoh tanaman yang cocok dengan metode aquaponik adalah tanaman selada, kangkung, dan pakcoy. Sementara untuk jenis ikannya yaitu ikan lele, ikan mas, atau ikan nila.
2. Vertikultur
Metode urban farming yang kedua yaitu vertikultur. Teknik pertanian ini sangat cocok bagi kamu yang memiliki lahan terbatas.
Vertikultur merupakan metode bercocok tanam dengan memanfaatkan bidang vertikal. Misalnya dengan menggunakan botol atau paralon.
Beberapa tanaman yang bisa kamu tanam dengan menggunakan teknik vertikultur yaitu seledri, sawi, bayam, stroberi, serta anggur.
3. Hidroponik
Metode pertanian urban selanjutnya yaitu hidroponik. Teknik bercocok tanam ini cukup populer di kalangan masyarakat.
Hidroponik merupakan teknik menanam tanaman tanpa menggunakan tanah. Jadi, teknik hidroponik ini hanya menggunakan air dan campuran nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman.
Sama seperti vertikultur, teknik hidroponik juga menggunakan botol atau paralon sebagai tempat menanam.
Ada banyak tanaman yang bisa ditanam dengan teknik hidroponik. Misalnya seperti tanaman kangkung, sawi hijau, pakcoy, selada, paprika, dan sebagainya.
4. Wall Garden
Ada juga metode urban farming bernama wall garden. Cukup unik, metode urban farming ini menggunakan dinding sebagai media tanamnya.
Keuntungan menggunakan teknik wall garden ini yaitu tidak membutuhkan terlalu banyak ruang. Kamu bisa memanfaatkan dinding rumah atau halaman rumah yang terkena sinar matahari.
Selain itu, teknik wall garden juga bisa membuat udara menjadi lebih bersih dan terasa lebih sejuk. Banyak masyarakat luar negeri menggunakan metode wall garden ini karena bisa mengatasi air hujan ketika badai.
Beberapa jenis tanaman yang bisa kamu tanam dengan teknik wall garden yaitu tanaman cabai, tomat, umbi-umbian, dan tanaman hias.
5. Rooftop Garden
Metode urban farming yang terakhir yaitu rooftop garden. Jika kamu memiliki bangunan dengan lahan yang sempit, kamu bisa mencoba memanfaatkan atap bangunan untuk bercocok tanam.
Kamu bisa membuat taman di atap rumah kamu untuk menanam aneka tanaman sayuran, buah, herbal, atau tanaman hias.
Keuntungan lain dari membuat rooftop garden yaitu ruangan di bawahnya akan terasa lebih sejuk. Sebab, rooftop garden ini bisa meminimalisir suhu panas
Manfaat Metode Urban Farming
Metode urban farming memang sangat bermanfaat bagi kamu yang ingin bercocok tanam tetapi dengan lahan yang terbatas. Selain bisa menghasilkan tanaman yang bisa dikonsumsi sendiri, ternyata teknik bercocok tanam ini juga memiliki beragam manfaat lainnya.
Penasaran, apa saja manfaat urban farming? Simak penjelasan mengenai manfaat pertanian urban berikut ini.
1. Membantu Meningkatkan Penghijauan di Kota
Manfaat yang pertama yaitu bisa meningkatkan penghijauan di perkotaan. Wilayah perkotaan selalu mengalami pembangunan dari waktu ke waktu. Pembangunan tersebut biasanya akan menggusur ruang terbuka hijau.
Kurangnya ruang terbuka hijau akan mengganggu kestabilan ekosistem lingkungan di perkotaan. Kondisi tersebut akan semakin parah dengan adanya banyak kendaraan bermotor yang turut menyebabkan polusi di kota semakin tinggi.
Salah satu solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menciptakan lahan hijau. Namun, bagaimana caranya jika lahan yang dimiliki terbatas?
Solusinya adalah dengan menerapkan urban farming. Selain menyebabkan lingkungan menjadi asri, metode bercocok tanam ini juga bisa membantu mengurangi polusi di perkotaan.
2. Menjaga Ketahanan Pangan
Manfaat yang kedua yaitu menjaga ketahanan pangan.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pembangunan di perkotaan yang tinggi menyebabkan tergusurnya lahan terbuka hijau. Padahal, perkotaan memiliki masyarakat yang begitu banyak. Hal tersebut terjadi karena tingginya arus urbanisasi.
Lahan pertanian yang berkurang dan banyaknya penduduk di perkotaan menyebabkan kota tidak bisa memenuhi kebutuhan pangannya secara mandiri. Jika permintaan akan bahan pangan terlalu banyak dan tidak bisa tercukupi, hal itu akan menyebabkan terjadinya inflasi harga.
Oleh karena itu, jika metode urban farming terus dikembangkan, kota akan mampu menghasilkan bahan pangan dan menciptakan ketahanan pangan di kota itu sendiri.
3. Meningkatkan Kesehatan
Manfaat urban farming selanjutnya yaitu bisa meningkatkan kesehatan. Tak hanya kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental.
Aktivitas bercocok tanam bisa menjadi penghilang penat yang ampuh. Mengisi waktu luang dengan bercocok tanam akan membantu menghilangkan kebosanan.
Selain memperoleh kesehatan secara mental, aktivitas pertanian urban juga bisa memberikan kesehatan secara fisik.
Hasil tanaman yang kamu panen dari metode pertanian urban ini juga bisa kamu konsumsi. Sayur dan buah sudah terkenal akan manfaatnya bagi kesehatan.
Selain itu, sayur dan buah yang dihasilkan juga lebih sehat karena tidak mengandung pupuk kimia.
4. Meningkatkan Hubungan Sosial antar Penggiatnya
Selain mendekatkan diri dengan alam, metode pertanian urban ini juga bisa meningkatkan hubungan sosial antar penggiatnya. Jika penerapan pertanian urban juga dilakukan dalam lingkungan bertetangga, hal tersebut bisa meningkatkan kebersamaan dan gotong royong dalam masyarakat kota.
Urban farming juga bisa menjadi kegiatan produktif yang bisa dilakukan oleh banyak orang. Para penggiat pertanian urban ini bisa menciptakan komunitas yang bisa menambah wawasan sekaligus menjalin kebersamaan.
Melalui komunitas tersebut, hasil pertanian urban tersebut juga bisa dipasarkan agar bisa memberi manfaat secara finansial bagi anggotanya.
Kekurangan dan Dampak Negatif Metode Urban Farming
Meskipun memiliki berbagai keuntungan, pertanian urban ini juga tetap memiliki beberapa kekurangan dan ada kemungkinan memberikan dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat. Sebagian besar penyebab dampak negatif tersebut terjadi karena teknik penerapan pertanian urban yang kurang baik dan optimal.
Teknik pertanian urban yang kurang baik justru akan menyebabkan polusi udara dan suara, banjir, serta pemborosan energi terutama air. Hal tersebut dikatakan oleh Lori Hoagland dalam penelitiannya.
Selain itu, kelalaian dalam merawat tanaman juga bisa menyebakan masalah kesehatan. Sebab, tanaman yang tidak terawat dengan baik bisa menyebabkan spesies nyamuk berkembang dan menyebarkan penyakit malaria.
Meskipun berpotensi meningkatkan ketahanan di perkotaan, faktanya hasil pertanian urban farming ini masih terlampau jauh dari hasil pertanian di pedesaan. Hal tersebut berkaitan dengan sedikitnya lahan di perkotaan, ketahanan finansial penggerak pertanian urban yang lemah, dan penggerak kegiatan ini masih bergantung pada kesukarelaan masyarakat.