Sumber : nusaflobamora.com
Kegiatan pelatihan tematik pertanian dan peternakan yang dilaksanakan oleh Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang di Kabupaten Belu khususnya di area lokasi food estate yakni di Kecamatan Kakuluk Mesak dengan tujuan utama demi peningkatan dan pembaharuan Sumber Daya Manusia Pertanian Masyarakat. Pelatihan diadakan sejak tanggal 28 April 2021 dan akan terus berlangsung sampai tanggal 5 Mei 2021.
Berbagai tema pelatihan yang diyakini sangat dibutuhkan oleh masyarakat di Kecamatan Kakuluk Mesak dihadirkan dalam rangkaian kegiatan pelatihan ini. dimulai dari pelatihan terkait budidaya unggas dan ternak kambing. pelatihan terkait konsep pemupukan berimbang. pengolahan limbah pertanian menjadi pupuk hingga pelatihan bagi operator Alat Mesin Pertanian (Alsintan).
Menteri Pertanian Indonesia DR. H. Syahrul Yasin Limpo SH. M.Si. kerap menyampaikan bahwa peningkatan kualitas SDM Pertanian Masyarakat menjadi salah satu fokus Kementan.
?Melalui Peningkatan SDM Pertanian tentu akan mendukung terwujudnya pertanian yang maju. madiri dan modern.? ujarnya.
Pesan serupa juga selalu disampaikan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi. M.Agr terkait dengan tujuan BPPSDMP yang salah satunya adalah Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia Pertanian untuk Peningkatan Produktivitas Sumber Daya Manusia Pertanian.
Hadir dalam rangkaian kegiatan tersebut sejumlah widyaiswara ahli asal BBPP Kupang yang berkompeten dibidangnya masing-masing untuk berkontribusi aktif dalam program pengembangan Sumber Daya Pertanian Masyarakat.
Salah satu widyaiswara yang dihadirkan dalam kegiatan pelatihan di Kabupaten Belu adalah Rip Krishaditersanto. S.Pt. M.Si. widyaiswara ahli muda asal BBPP Kupang yang menjadi narasumber utama dalam topik pelatihan terkait budidaya unggas.
Pemilihan tema budidaya unggas didasarkan pada potensi pengembangan ternak unggas di Indonesia mengingat semakin meningkatnya jumlah permintaan daging dan telur ayam dipasaran dari tahun ke tahun.
Dalam pemaparan materinya Rip menyampaikan langkah awal dimulainya usaha budidaya ternak unggas adlaah dengan penyiapan lahan dan kandang. pemilihan bibit yang berkualitas baik serta perencanaan terhadap pakan yang akan diberikan mengingat pakan merupakan suatu faktor penting dalam keberhasilan suatu usaha budidaya ternak unggas.
Pemilihan bibit unggas yang baik disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan dimaksudkan untuk menghasilkan produk dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta memiliki produktivitas yang baik pula sehingga usaha budidaya unggas diharapkan dapat berjalan baik.
Selanjutnya Rip juga menjelaskan faktor lain yang tak kalah penting yakni manajemen perkandangan sebagai tempat berlindung dan tempat berkembang biak bagi ternak itu sendiri.
?Perkandangan yang baik juga membuat ternak lebih mudah dikontrol oleh peternak.? ujar Rip.
Dari segi pakan yang menurut Rip memakan biaya paling besar dalam usaha budidaya ternak unggas karena harus terus disediakan selama ternak unggas dipelihara. penting untuk dapat memanfaatkan potensi pangan lokal menjadi sumber pakan dengan tetap memperhatikan nilai gizi dari setiap bahan yang digunakan.
Penggunaan tepung jagung. tepung lamtoro. dedak padi. tepung ikan serta tambahan mineral komersial yang dijual bebas dengan harga yang terjangkau. masyarakat dapat mencampur sendiri pakan bagi ternak unggas tentunya dengan harga yang lebih murah dibandingkan pakan komersial yang dijual bebas dipasaran dengan nilai gizi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan ternak yang dipelihara.
?Saya yakin bahan-bahan yang saya contohkan ini semuanya sangat mudah didapatkan disini sehingga seharusnya penyediaan pakan bagi ternak unggas bukan menjadi masalah yang besar.? Pungkas Rip.
Selain jenis bahan pangan lokal yang dapat digunakan sebagai sumber pakan bagi ternak. Rip juga mengajarkan metode penghitungan jumlah campuran setiap bahan dalam penyusunan pakan disesuaikan dengan kebutuhan ternak itu sendiri serta tata cara pembuatan pakan fermentasi bagi ternak unggas.